Selasa, Juni 12, 2012

Bersyukur Sebelum Kematian

Sebelum aku bercerita, aku mau ucapin bela sungkawa dulu untuk keluarga dari sahabatku sejak kecil, namanya Dewi Lestari, yang baru saja kehilangan Ayahanda tercintanya pada tanggal 11 Juni 2012 kemarin. Disaat belum genap 1 tahun dia kehilangan adik bungsu'nya yang bernama Muammar Khadafi umur 2,5 tahun, kini kembali bersedih untuk yang kedua kalinya dalam kurun waktu beberapa bulan untuk meng-ikhlaskan Ayahanda-nya untuk pergi ke sisi Allah SWT.

Pukul 21.53, aku dibangunin sama Tanto (Sahabat kecilku yang lain). Aku baru tidur itu statusnya. Setelah dia ngomong begini-begitu tentang meninggalnya Ayah si Dewi, ya langsung kaget lah ya. Akhirnya aku bangun, cuci muka, ganti baju, berangkat kerumah Dewi. Pas ketemu Dewi, mukanya sembab banget. Pucat pasih kayak orang gak pernah tidur. Akhirnya dia cerita semuanya malam itu, cerita tentang penyakit Ayahnya, tentang harapan dia terhadap Ayahnya sebelum Ayahnya meninggal, tentang mimpi dia untuk menjadi yang terbaik buat Ayahnya, dan sudah pasti, dia cerita sambil nangis kejer begitu :'(. Alhasil, aku ikut menitikkan air mata malam itu.

Tapi satu hal yang aku tau dari seorang Dewi Lestari, adalah sosok perempuan yang selalu tegar menerima kenyataan. Bagaimana gak gitu, tanpa aku tanya, dia langsung lantang berbicara padaku, "Gue ikhlaskan orang-orang yang gue cinta hanya karena Allah Ta'ala" :'(

Satu intisari yang bisa aku jadikan pelajaran adalah, Syukuri-lah kehadiran orang-orang yang telah menyayangi kita, sebelum kematian yang menyadarkan itu. Belum tentu di hari esok, Ayahmu masih bisa makan bersama di meja makan bersama Ibu dan kamu. Belum tentu juga, besok kamu bisa becanda bareng teman-teman. Dan belum tentu juga, kekasihmu bisa memberimu perhatian lagi malam ini. Itu semua sudah Sunnatullah, ada yang datang, sudah pasti ada yang akan pergi. Jadi, kita akan menjadi manusia yang gak berguna, kalau untuk menyukuri kehadiran orang-orang yang sayang sama kita aja, harus dengan kematian terlebih dahulu. Maka itu banyak bersyukur-lah mulai dari sekarang.


Malam itu aku ikut ngaji Yasin sampai pukul 23.30 lah kalo gak salah. Setelah aku ngobrol-ngobrol dengan Ibunda si Dewi, ya aku langsung pulang.

0 komentar: