Jumat, Agustus 24, 2012

Senja

Di hadapan senja ini, kamu menggenggam tanganku erat. Jika senja adalah sirene, itulah yang memanggil para buruh Duniawi untuk segera berpisah dari kewajibannya mencari peruntungan hidup. Dan jika senja ini adalah cinta, itulah yang membuatnya indah. Seindah harapan kita berdua, sore itu.

Di antara hujan yang menggigilkan, hanya cinta kita yang saling menghangatkan. Di antara duri yang melukai, hanya cinta kita yang saling melindungi. Karena kamu harus tahu, perjuangan meraih cinta tidaklah mudah. Matahari pun rela membakar dirinya, dan kemudian ber-munafik ria menjadi senja. Senja itu indah, se-indah itulah pengorbanan cinta.

Jika permintaan maafku ini adalah bentuk dari sebuah pengorbanan, maafkanlah aku. Sejak mataku tak lagi menaruh rasa percaya kepadamu, senja menyadarkanku dengan sinarnya. Bahwa tak semestinya aku menguasaimu. Aku harusnya mencintaimu.

Kamar Lelaki

0 komentar: