Selasa, Agustus 07, 2012

Suatu Hari Di Perbatasan

Kita satu usia, tapi tak sama hebat denganmu. Jika aku memandang langit sebagai selimut tidurku, kamu lihat itu sebagai permadani istanamu yang megah. Jika aku menyentuh bintang di langit itu, kamu selalu saja memeluk semesta. Bagaimana bisa kamu melakukan itu semua?

Dan pada suatu hari di perbatasan, aku melihat permadanimu yang telah robek. Kamu menggenggam serpihan kristal, yang kutahu itu adalah bintang yang pernah ku sentuh. Kamu melambai kepadaku, aku mendekat. Mendekapmu mesra seperti dekapan mesra-mu terhadap semesta. Aku berbisik, "Apa yang sedang kamu pegang, adalah hatiku yang telah pecah. Mengapa kamu tak segera membuangnya?"

Betapa rapuhnya aku saat mengetahui, aku berada di perbatasan Cinta dan Benci.

Kamar Lelaki, 2012.

0 komentar: